Kamis, 06 Maret 2014

HERMANTO

PENGARUH KONSENTRASI AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU



PENGARUH KONSENTRASI AIR CUCIAN BERAS  TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri




BRU

Disusun oleh:
HERMANTO
NIM : CAA 112 029
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2014

PENGARUH KONSENTRASI AIR CUCIAN BERAS  TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU

NAMA             : HERMANTO
NIM                 :CAA 112 029
KELAS            : GANJIL/AGROTEKNOLOGI/PALANGAKARAYA

ABSTRAKSI
Perkecambahan adalah proses ketika bagian dari embrio, biasanya radikula, memasuki kulit biji dan mungkin berproses dengan air dan O2 dan pada temperatur yang stabil. Dormansi didefinisikan sebagai keadaan dari biji dimana tidak memperbolehkan terjadinya perkecambahan, walaupun kondisi untuk berkecambah sudah terpenuhi (Tempertur, air dan O2). Dalam ke hidupan sehari-hari kebanyakan masyarakat masih belum mengetahui manfaat dari air cucian beras sehingga mereka langsung membuangnya saja padahal didalam air cucian beras itu terdapat banyak nutrisi yang baik untuk pertumbuhan bagi tanaman. Dalam proses perkecambahan diperlukan adanya nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dalam penelitian ini digunakan air cucian beras dengan konsentrasinya 100 %, 50 % dan 25 % serta control. Dengan tujuan apakah air cucian beras ini mempengaruhi perkecambahan terutama dalam pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.






BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ibu-ibu rumah tangga yang menanak nasi. Sebelum nasi dimasak kebanyak ibu rumah tangga membersihkan beras dengan cara mencucinya terlebih dahulu terkadang hasil dari air cucian beras itu mereka siram ke tanaman anggrek katanya membuat tanaman menjadi subur. Dalam hal ini kebanyak orang malah tidak memeperdulikan hal itu sehingga ketika mencuci beras air cuciannya mereka buang ke saluran air hal itu disebabakan karena air tersebut tidak memberikan manfaat bagi lingkungan.
Masyarakat kurang mengetahui apa yang terkandung didalam air cucian beras sehingga mereka meremehkan manfaat dari air cucian beras, selain itu juga untuk tumbuh dan berkembangnya tanmanan dibutuhkan nutrisi sebagai penunjangnya karena dengan adanya nutrisi tumbuhan bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang nutrisinya tidak terpenuhi.
Oleh sebab itu saya ingin mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat di air cucian beras dan apakah mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman serta bagaimana manfaanya terhadap lingkungan.
1.2              Rumusan Masalah
a.                   Bagaimana pengaruh konsentrasi  air cucian beras terhadap perkecambahan kacang hijau?
b.                  Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras?
1.3              Tujuan 
a.                   Mengetahui pengaruh konsentrasi  air cucian beras terhadap perkecambahan kacang hijau?
b.                  Mengetahui Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras?
1.4              Kegunaan Penelitian
a. Dapat memberikan informasi yang berkaitan   dengan pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.         
b. Dapat menambah informasi tentang Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.                 PERKECAMBAHAN BIJI DAN DORMANSI
Biji merupakan komponen vital dari diet dunia. Biji gandum sendiri, yang mana terdiri dari 90% semua biji yang dibudidayakan. Perkecambahan termasuk proses dimana dimulainya dengan proses imbibisi air oleh dorman, biasanya kering, biji dan berakhir dengan proses elongasi dari axis embrionik (H. Lambers et al., 2008).

            Kacang Hijau
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Subkingdom    :Tracheobionta)
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Genus              : Phaseolus
 Spesies            : Phaseolus radiatus

B.     PROSES PERKECAMBAHAN BIJI
Perkecambahan adalah proses ketika bagian dari embrio, biasanya radikula, memasuki kulit biji dan mungkin berproses dengan air dan O2 dan pada temperatur yang stabil. Dormansi didefinisikan sebagai keadaan dari biji dimana tidak memperbolehkan terjadinya perkecambahan, walaupun kondisi untuk berkecambah sudah terpenuhi (Tempertur, air dan O2). Dormansi secar efektif menunda proses perkecambahan. Keadaan diperlukan untuk memecah dormansi dan mengijinkan permintaan akan perkecambahan sering agak berbeda dari yang keadaan yang menguntungkan untuk tumbuh atau bertahan hidup dari tingkat kehidupan autotropik dari tanaman
*   Penyerapan air
Masuk air secara imbibisi dan osmosisKulit biji Pengembangan embrio dan endosperm Kulit biji pecah, radikal keluar
*                  Pencernaan
Merupakan proses terjadinya pemecahan zat atau senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel.
Makanan cadangan utama pada biji yaitu pati, hemiselulosa, lemak, protein:tidak larut dalam air atau berupa senyawa koloid terdapat dalam jumlah besar pada endosperm dan kotiledon
merupakan senyawa kompleks bermolekul besar
tidak dapat diangkut (immobile) ke daerah yang memerlukan embrionikaksis. Proses pencenaan dibantu oleh enzimsenyawa organik yang diproduksi oleh sel hidup berupa protein merupakan katalisator organik
fungsi pokok:
* enzim amilase merubah pati dan hemiselulosa menjadi gula
* enzim protease merubah protein menjadi asam amino
* enzim lipase merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserin
aktivasi enzim dilakukan oleh air setelah terjadinya imbibisi
enzim yang telah diaktivasi masuk ke dalam endosperm atau kotiledon untuk mencerna cadangan makanan
*                  Pengangkutan zat makanan
Hasil pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju titik-titik tumbuh pada embrionik axis, radicle dan plumulae. Biji belum punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
*                  Asimilasi
Merupakan tahapan terakhir dalam penggunaan cadangan makanan. Merupakan proses pembangunan kembali, misalnya protein yang sudah dirombak menjadi asam amino disusun kembali menjadi protein baru. Tenaga atau energi berasal dari proses pernapasan
*                  Pernafasan (Respirasi)
Merupakan proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana dengan membebaskan sejumlah tenaga. Pertama kali terjadi pada embrionik axis setelah cadangan habis baru beralih ke endosperm atau kotiledon. Aktivasi respirasi tertinggi adalah pada saat radicle menembus kulit.
*                   Pertumbuhan
Ada dua bentuk pertumbuhan embrionik axis: Pembesaran sel-sel yang sudah ada, Pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya
*      AIR CUCIAN BERAS
Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya ke media tanam misal tanah (http://pinginpintar.com/).
Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman antara lain air rendaman teh dan air bekas cucian ikan segar.
Juga limbah sisa ikan segar yang tidak diberi pengawet maupun tambahan bumbu. Semisal bagian tulang maupun kepalanya.Air bekas akuarium atau kolam yang didapat saat menguran, juga bisa jadi alternatif lain sebagai pupuk alami. Selain itu juga dapat dengan menggunakan pupuk kandang (http://id.wikipedia.org/wiki_beras).






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.                 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian  dengan menggunakan tanman kacang hijau.
 Pengambilan data berdasarkan tinggi dari tanman kacang hijau
B.        Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 maret  sampai 27 april  2011 di desa gegesik kulon kecamatan gegesik kabupaten Cirebon
C.           Desain Penelitian
Menyiapkan bibit tanaman kacang hijau

Menanam kacang hijau dalam rinjing  selama tiga hari

Menaruh tanaman kacang hijau yang sudah berkecambah




Dalam 1 polybag diisi dengan tanaman kacang hijau 5 buah
Menyiram tanman kacang hijau dengan konsentrasi berbeda 100% 50 % 25 % dan air biasa

Mengukur tinggi tanaman kacang hijau tiga hari sekali 

                                  Pembahasan
  
                                  Kesimpulan

D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
2.  Tidak Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

 E. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh tanaman kacang hijau  Sedangkan sampel yang digunakan adalah kacang hijau.


F. Variable Penelitian
Macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas : konsentrasi air cucian    beras
2.Variabel kontrol: air biasa

G.       Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:
*                   Polybag
*                   Penggaris
*                   Rinjing
*                  Gelas Aqua Bekas
*                  Pipet
*      Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
biji kacang hijau ,Tanah, Air cucian beras dan air biasa

F. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyiapkan biji kacang hijau
3. Menyiapkan rinjing
4. Menyiapkan 5 polybag yang telah berisi tanah dengan perlakuan sebagai berikut :
I. Konsentrasi air biasa
II. Konsentrasi air cucian beras 25 %
III. Konsentrasi air cucian beras 50 %
IV. Konsentrasi air cucian beras 75 %
V. Konsentrasi air cucian beras 100 %
5 .Menanam bibit tanaman kedalam rinjing
6.Mendiamkannya selama tiga hari
7.  Menanam kecamabah tanaman pada masing-masing polybag dimana setiap polybag diisi dengan 5 tanaman kacang hijau
8 Menyiram tanaman pada masing-masing polybag dengan air cucian beras setiap hari
9. Mengamati pertumbuhantinggi tanaman.kacang hijau
7. Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap 3  hari sekali selama 30  hari(satu bulan.)
9. Setiap perlakuan diulang 4 kali ulangan.
G. Teknik Pengumpulan Data
  Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung tinggi tanaman kacang hijau
Data hasil pengamatan kemudian dicatat dalam tabel sebagai berikut.


BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

A.TABEL TINGGI  TANAMAN

Hari
Polibag 1
rata
Polibag 2
rata
Polibag 3
rata
Polibag 4

100%
50%
25%
Kontrol
rata
5-Jan
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
10-Jun
6,5
6,3
6,9
15.1
5,9
5,7
5,5
13.5
4,2
4
4,8
9.8
4,5
4,7
4
10.3
15-Nov
10
9
10,8
16.6
8,8
8,5
8,3
15.5
6,6
6
6,9
14.9
6,8
7
6
15.8
16-20
15
14
15,5
34.2
14
13
13,1
31.4
10.9
9
10,7
24
10
10,8
9
23.8
21-25
17
16,8
17,7
39.7
17
15
15,3
37.1
14,1
13.9
14
32.7
13,9
14,9
12,8
33.1
26-30
19
18,9
19,9
57.8
17
16
16,7
38.6
16,7
15,9
17
37.9
16.9
17
15,8
39.2
Rata
55,5
46.4
40,7
41.7
pesentase
55 X 100% = 55,5%
46,4 x 50 %= 23,2%
40,7x 25 %  = 10,2%
41.7

C.     GRAFIK  TINGGI TANAMAN





D.     PEMBAHASAN

            Dari hasil pengamatan Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi tanaman kacang hijau  dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar yaitu 3 cm ,15.1 cm,16.6 cm 34.2 cm 39.7 cm 57.8 cm presentasenya 55 % dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya.seperti pada konsentrasi 50 % tinggi rata-rata tiap tanamannya 3 cm 13.5 cm,15.5cm 31.4cm, 37.1 cm 38.6 cm presentasenya 23,2 %  , konsentrasi 25 % tinggi tanaman rata-ratanya 3cm, 9.8cm ,14.9 cm 24 cm, 32.7 cm, 37.9 cm presentasenya 10,2 %  dan control tinggi tanamannya 3 cm,10.3 cm,15.8 cm,23.8 cm, 33.1 cm, 39.2 cm
      Hal ini terbukti dengan pertambahan tinggi pada tanaman kacang hujau  yang disiram dengan konsentrasi air cucian beras 100% daripada kacang hujau  yang disiram dengan air cucian beras yang konsentrasinya 0%, 25%, dan 50% Yang sesuai dengan perhitungan presentasenya dimana tinggi  maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Selain itu dari data yang sudah kami peroleh semakin semakin tinggi konsentrasi air cucian beras maka semakin banyak pertambahan jumlah pertambahan tinggi kacang hijau. dari perhitungan persentase  maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima, sehingga konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman terong. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan konsentrasi air cucian beras tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan jumlah daun, sedangkan untuk pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi secara signifikan oleh konsentrasi air cucian beras.
      Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju  ini di karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan  Akar (http://pinginpintar.com/).
      Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui adanya kompetisi antar kacang hijau satu dengan yang lain. hal ini bias dilihat pada hasil pengamatn di tiap-tiap polibag yang sau polibag terdapat tiga tanaman kacang hijau . Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pertambahan tinggi tanaman antar kacang hijau satu dengan yang lain Kompetisi dapat terjadi antara dua individu yang memiliki kebutuhan nutrisi yang sama. Bilamana keberadaan sumber makanan berkurang karena aktivitas memakan masing-masing individu yang menggunakan sumber daya, kemampuan individu lain dalam populasi untuk memperoleh sumber daya menjadi berkurang. Organisme yang kebutuhan sumber dayanya sama akan berkompetisi lebih kuat, dan dengan demikian kompetisi antar individu dalam spesies yang sama lebih kuat daripada antar individu yang berbeda spesiesnya.Kompetisi terjadi pada bermacam-macam sumber daya. Bagi tumbuh-tumbuhan, sinar, makanan, dan air merupakan sumber daya yang penting, tetapi tumbuh-tumbuhan mungkin berkompetisi dalam polinator (Hadisubroto, 1989: 94)
      Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.
Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
      Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya ke media tanam misal tanah Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman antara lain aair bekas cucian ikan segar..

BAB V
KESIMPULAN
A.kesimpulan
      Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan (Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau hasil pengamatan Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi tanaman kacang hijau  dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar yaitu 3 cm ,15.1 cm,16.6 cm 34.2 cm 39.7 cm 57.8 cm presentasenya 55 % dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya.seperti pada konsentrasi 50 % tinggi rata-rata tiap tanamannya 3 cm 13.5 cm,15.5cm 31.4cm, 37.1 cm 38.6 cm presentasenya 23,2 %  , konsentrasi 25 % tinggi tanaman rata-ratanya 3cm, 9.8cm ,14.9 cm 24 cm, 32.7 cm, 37.9 cm presentasenya 10,2 %  dan control tinggi tanamannya 3 cm,10.3 cm,15.8 cm,23.8 cm, 33.1 cm, 39.2 cm
      Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju  ini di karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan Akar

B. Saran
      Masyrakat harus bisa  memanfaat limbah rumah tangga seperti air cucian beras sebagai pupuk yang alami sebagai pemanfaatan yang efektif dan efesien serta ekonomis dibandingkan dengan pupuk yang lain.



DAFTAR PUSTAKA
*      Anonim1, 2008. Bahan Penyubur Tanaman. (Online), http://pinginpintar.com/.
*      Anonim2,2008.Beras.(Online),http://id.wikipedia.org/wiki_beras.
*      Bewley, Derek J. 1997. Seed Germination and Dormancy. The Plant Cell, Vol. 9 1055-1066   America Society of Plant Physiologist.
*      Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New York.
*      Heddy, Suwasono; Soemitro, Sutiman; Soekariomo, Sardjono. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali.
*      Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Angkasa, Jakarta.