Minggu, 26 Oktober 2014
Senin, 09 Juni 2014
Kamis, 06 Maret 2014
HERMANTO
PENGARUH KONSENTRASI AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU
PENGARUH KONSENTRASI AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Disusun oleh:
HERMANTO
NIM : CAA 112 029
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2014
NAMA : HERMANTO
NIM :CAA 112 029
KELAS : GANJIL/AGROTEKNOLOGI/PALANGAKARAYA
ABSTRAKSI
Perkecambahan adalah proses ketika bagian dari embrio, biasanya radikula, memasuki kulit biji dan mungkin berproses dengan air dan O2
dan pada temperatur yang stabil. Dormansi didefinisikan sebagai keadaan
dari biji dimana tidak memperbolehkan terjadinya perkecambahan,
walaupun kondisi untuk berkecambah sudah terpenuhi (Tempertur, air dan O2).
Dalam ke hidupan sehari-hari kebanyakan masyarakat masih belum
mengetahui manfaat dari air cucian beras sehingga mereka langsung
membuangnya saja padahal didalam air cucian beras itu terdapat banyak
nutrisi yang baik untuk pertumbuhan bagi tanaman. Dalam proses
perkecambahan diperlukan adanya nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dalam
penelitian ini digunakan air cucian beras dengan konsentrasinya 100 %, 50 % dan 25 % serta control. Dengan tujuan apakah air cucian beras ini mempengaruhi perkecambahan terutama dalam pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak ibu-ibu rumah tangga yang menanak nasi.
Sebelum nasi dimasak kebanyak ibu rumah tangga membersihkan beras dengan
cara mencucinya terlebih dahulu terkadang hasil dari air cucian beras
itu mereka siram ke tanaman anggrek katanya membuat tanaman menjadi
subur. Dalam hal ini kebanyak orang malah tidak memeperdulikan hal itu
sehingga ketika mencuci beras air cuciannya mereka buang ke saluran air
hal itu disebabakan karena air tersebut tidak memberikan manfaat bagi
lingkungan.
Masyarakat
kurang mengetahui apa yang terkandung didalam air cucian beras sehingga
mereka meremehkan manfaat dari air cucian beras, selain itu juga untuk
tumbuh dan berkembangnya tanmanan dibutuhkan nutrisi sebagai
penunjangnya karena dengan adanya nutrisi tumbuhan bisa tumbuh dan
berkembang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang nutrisinya tidak
terpenuhi.
Oleh
sebab itu saya ingin mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat di air
cucian beras dan apakah mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman serta bagaimana manfaanya terhadap lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap perkecambahan kacang hijau?
b. Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap perkecambahan kacang hijau?
b. Mengetahui Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras?
1.4 Kegunaan Penelitian
a.
Dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan pengaruh konsentrasi
air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
b. Dapat menambah informasi tentang Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
Biji
merupakan komponen vital dari diet dunia. Biji gandum sendiri, yang
mana terdiri dari 90% semua biji yang dibudidayakan. Perkecambahan
termasuk proses dimana dimulainya dengan proses imbibisi air oleh
dorman, biasanya kering, biji dan berakhir dengan proses elongasi dari
axis embrionik (H. Lambers et al., 2008).
Kacang Hijau
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta)
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus
B. PROSES PERKECAMBAHAN BIJI
Perkecambahan
adalah proses ketika bagian dari embrio, biasanya radikula, memasuki
kulit biji dan mungkin berproses dengan air dan O2 dan pada temperatur
yang stabil. Dormansi didefinisikan sebagai keadaan dari biji dimana
tidak memperbolehkan terjadinya perkecambahan, walaupun kondisi untuk
berkecambah sudah terpenuhi (Tempertur, air dan O2). Dormansi secar
efektif menunda proses perkecambahan. Keadaan diperlukan untuk memecah
dormansi dan mengijinkan permintaan akan perkecambahan sering agak
berbeda dari yang keadaan yang menguntungkan untuk tumbuh atau bertahan
hidup dari tingkat kehidupan autotropik dari tanaman
Penyerapan air
Masuk air secara imbibisi dan osmosisKulit biji Pengembangan embrio dan endosperm Kulit biji pecah, radikal keluar
Pencernaan
Merupakan
proses terjadinya pemecahan zat atau senyawa bermolekul besar dan
kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam
air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel.
Makanan
cadangan utama pada biji yaitu pati, hemiselulosa, lemak, protein:tidak
larut dalam air atau berupa senyawa koloid terdapat dalam jumlah besar
pada endosperm dan kotiledon
merupakan senyawa kompleks bermolekul besar
tidak
dapat diangkut (immobile) ke daerah yang memerlukan embrionikaksis.
Proses pencenaan dibantu oleh enzimsenyawa organik yang diproduksi oleh
sel hidup berupa protein merupakan katalisator organik
fungsi pokok:
* enzim amilase merubah pati dan hemiselulosa menjadi gula
* enzim protease merubah protein menjadi asam amino
* enzim lipase merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserin
aktivasi enzim dilakukan oleh air setelah terjadinya imbibisi
enzim yang telah diaktivasi masuk ke dalam endosperm atau kotiledon untuk mencerna cadangan makanan
Pengangkutan zat makanan
Hasil
pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju
titik-titik tumbuh pada embrionik axis, radicle dan plumulae. Biji belum
punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara
difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
Asimilasi
Merupakan
tahapan terakhir dalam penggunaan cadangan makanan. Merupakan proses
pembangunan kembali, misalnya protein yang sudah dirombak menjadi asam
amino disusun kembali menjadi protein baru. Tenaga atau energi berasal
dari proses pernapasan
Pernafasan (Respirasi)
Merupakan
proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana
dengan membebaskan sejumlah tenaga. Pertama kali terjadi pada embrionik
axis setelah cadangan habis baru beralih ke endosperm atau kotiledon.
Aktivasi respirasi tertinggi adalah pada saat radicle menembus kulit.
Pertumbuhan
Ada
dua bentuk pertumbuhan embrionik axis: Pembesaran sel-sel yang sudah
ada, Pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh berdasarkan
faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya
AIR CUCIAN BERAS
Komposisi
kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara
pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga
mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar
karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah
pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat
fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein
adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar
(80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang
disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya,
kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi.
Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras
meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai
hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat
yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin
dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat
perangsang tumbuh (ZPT) buatan.Auksi bermanfaat untuk merangsang
pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna
untuk merangsang pertumbuhan akar.
Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya ke media tanam misal tanah (http://pinginpintar.com/).
Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman antara lain air rendaman teh dan air bekas cucian ikan segar.
Juga limbah sisa ikan segar yang tidak diberi pengawet maupun tambahan bumbu. Semisal bagian tulang maupun kepalanya.Air bekas akuarium atau kolam yang didapat saat menguran, juga bisa jadi alternatif lain sebagai pupuk alami. Selain itu juga dapat dengan menggunakan pupuk kandang (http://id.wikipedia.org/wiki_beras).
Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman antara lain air rendaman teh dan air bekas cucian ikan segar.
Juga limbah sisa ikan segar yang tidak diberi pengawet maupun tambahan bumbu. Semisal bagian tulang maupun kepalanya.Air bekas akuarium atau kolam yang didapat saat menguran, juga bisa jadi alternatif lain sebagai pupuk alami. Selain itu juga dapat dengan menggunakan pupuk kandang (http://id.wikipedia.org/wiki_beras).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan tanman kacang hijau.
Pengambilan data berdasarkan tinggi dari tanman kacang hijau
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 maret sampai 27 april 2011 di desa gegesik kulon kecamatan gegesik kabupaten Cirebon
C. Desain Penelitian
Menyiapkan bibit tanaman kacang hijau
Menanam kacang hijau dalam rinjing selama tiga hari
Menaruh tanaman kacang hijau yang sudah berkecambah
Menaruh tanaman kacang hijau yang sudah berkecambah
Dalam 1 polybag diisi dengan tanaman kacang hijau 5 buah
Menyiram tanman kacang hijau dengan konsentrasi berbeda 100% 50 % 25 % dan air biasa
Menyiram tanman kacang hijau dengan konsentrasi berbeda 100% 50 % 25 % dan air biasa
Mengukur tinggi tanaman kacang hijau tiga hari sekali
Pembahasan
Pembahasan
Kesimpulan
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
1. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
2. Tidak Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
E. Populasi dan Sampel
Pada
penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh tanaman kacang
hijau Sedangkan sampel yang digunakan adalah kacang hijau.
F. Variable Penelitian
Macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas : konsentrasi air cucian beras
2.Variabel kontrol: air biasa
G. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:
Polybag
Penggaris
Rinjing
Gelas Aqua Bekas
Pipet
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
biji kacang hijau ,Tanah, Air cucian beras dan air biasa
F. Prosedur Kerja
biji kacang hijau ,Tanah, Air cucian beras dan air biasa
F. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyiapkan biji kacang hijau
2. Menyiapkan biji kacang hijau
3. Menyiapkan rinjing
4. Menyiapkan 5 polybag yang telah berisi tanah dengan perlakuan sebagai berikut :
I. Konsentrasi air biasa
II. Konsentrasi air cucian beras 25 %
III. Konsentrasi air cucian beras 50 %
IV. Konsentrasi air cucian beras 75 %
V. Konsentrasi air cucian beras 100 %
4. Menyiapkan 5 polybag yang telah berisi tanah dengan perlakuan sebagai berikut :
I. Konsentrasi air biasa
II. Konsentrasi air cucian beras 25 %
III. Konsentrasi air cucian beras 50 %
IV. Konsentrasi air cucian beras 75 %
V. Konsentrasi air cucian beras 100 %
5 .Menanam bibit tanaman kedalam rinjing
6.Mendiamkannya selama tiga hari
7. Menanam kecamabah tanaman pada masing-masing polybag dimana setiap polybag diisi dengan 5 tanaman kacang hijau
8 Menyiram tanaman pada masing-masing polybag dengan air cucian beras setiap hari
9. Mengamati pertumbuhantinggi tanaman.kacang hijau
7. Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali selama 30 hari(satu bulan.)
9. Setiap perlakuan diulang 4 kali ulangan.
8 Menyiram tanaman pada masing-masing polybag dengan air cucian beras setiap hari
9. Mengamati pertumbuhantinggi tanaman.kacang hijau
7. Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali selama 30 hari(satu bulan.)
9. Setiap perlakuan diulang 4 kali ulangan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung tinggi tanaman kacang hijau
Data hasil pengamatan kemudian dicatat dalam tabel sebagai berikut.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A.TABEL TINGGI TANAMAN
Hari
|
Polibag 1
|
rata
|
Polibag 2
|
rata
|
Polibag 3
|
rata
|
Polibag 4
| |||||||||
100%
|
50%
|
25%
|
Kontrol
|
rata
| ||||||||||||
5-Jan
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
10-Jun
|
6,5
|
6,3
|
6,9
|
15.1
|
5,9
|
5,7
|
5,5
|
13.5
|
4,2
|
4
|
4,8
|
9.8
|
4,5
|
4,7
|
4
|
10.3
|
15-Nov
|
10
|
9
|
10,8
|
16.6
|
8,8
|
8,5
|
8,3
|
15.5
|
6,6
|
6
|
6,9
|
14.9
|
6,8
|
7
|
6
|
15.8
|
16-20
|
15
|
14
|
15,5
|
34.2
|
14
|
13
|
13,1
|
31.4
|
10.9
|
9
|
10,7
|
24
|
10
|
10,8
|
9
|
23.8
|
21-25
|
17
|
16,8
|
17,7
|
39.7
|
17
|
15
|
15,3
|
37.1
|
14,1
|
13.9
|
14
|
32.7
|
13,9
|
14,9
|
12,8
|
33.1
|
26-30
|
19
|
18,9
|
19,9
|
57.8
|
17
|
16
|
16,7
|
38.6
|
16,7
|
15,9
|
17
|
37.9
|
16.9
|
17
|
15,8
|
39.2
|
Rata
|
55,5
|
46.4
|
40,7
|
41.7
| ||||||||||||
pesentase
|
55 X 100% = 55,5%
|
46,4 x 50 %= 23,2%
|
40,7x 25 % = 10,2%
|
41.7
|
C. GRAFIK TINGGI TANAMAN
D. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap
tinggi tanaman kacang hijau dimana konsentrasi air cucian beras 100%
memberikan rerata terbesar yaitu 3 cm ,15.1 cm,16.6 cm 34.2 cm 39.7 cm 57.8 cm presentasenya 55 % dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya.seperti pada konsentrasi 50 % tinggi rata-rata tiap tanamannya 3 cm 13.5 cm,15.5cm 31.4cm, 37.1 cm 38.6 cm presentasenya 23,2 % , konsentrasi 25 % tinggi tanaman rata-ratanya 3cm, 9.8cm ,14.9 cm 24 cm, 32.7 cm, 37.9 cm presentasenya 10,2 % dan control tinggi tanamannya 3 cm,10.3 cm,15.8 cm,23.8 cm, 33.1 cm, 39.2 cm
Hal ini terbukti dengan pertambahan tinggi pada tanaman kacang hujau
yang disiram dengan konsentrasi air cucian beras 100% daripada kacang
hujau yang disiram dengan air cucian beras yang konsentrasinya 0%, 25%,
dan 50% Yang sesuai dengan perhitungan presentasenya dimana tinggi
maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Selain itu dari data
yang sudah kami peroleh semakin semakin tinggi konsentrasi air cucian
beras maka semakin banyak pertambahan jumlah pertambahan tinggi kacang
hijau. dari perhitungan persentase maka Ho ditolak dan hipotesis
penelitian diterima, sehingga konsentrasi air cucian beras berpengaruh
terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman terong. Akan tetapi, berdasarkan
hasil pengamatan konsentrasi air cucian beras tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pertambahan jumlah daun, sedangkan untuk
pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi secara signifikan oleh
konsentrasi air cucian beras.
Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju ini di karena air cucian
beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi
perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan
yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon
auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk
dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan
giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan Akar (http://pinginpintar.com/).
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui adanya kompetisi antar
kacang hijau satu dengan yang lain. hal ini bias dilihat pada hasil
pengamatn di tiap-tiap polibag yang sau polibag terdapat tiga tanaman
kacang hijau . Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pertambahan tinggi
tanaman antar kacang hijau satu dengan yang lain Kompetisi dapat terjadi
antara dua individu yang memiliki kebutuhan nutrisi yang sama. Bilamana
keberadaan sumber makanan berkurang karena aktivitas memakan
masing-masing individu yang menggunakan sumber daya, kemampuan individu
lain dalam populasi untuk memperoleh sumber daya menjadi berkurang.
Organisme yang kebutuhan sumber dayanya sama akan berkompetisi lebih
kuat, dan dengan demikian kompetisi antar individu dalam spesies yang
sama lebih kuat daripada antar individu yang berbeda
spesiesnya.Kompetisi terjadi pada bermacam-macam sumber daya. Bagi
tumbuh-tumbuhan, sinar, makanan, dan air merupakan sumber daya yang
penting, tetapi tumbuh-tumbuhan mungkin berkompetisi dalam polinator
(Hadisubroto, 1989: 94)
Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara
pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga
mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar
karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah
pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat
fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.
Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.
Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya ke media tanam misal
tanah Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan
tanaman antara lain aair bekas cucian ikan segar..
BAB V
KESIMPULAN
A.kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan (Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau ) hasil
pengamatan Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi
tanaman kacang hijau dimana konsentrasi air cucian beras 100%
memberikan rerata terbesar yaitu 3 cm ,15.1 cm,16.6 cm 34.2 cm 39.7 cm 57.8 cm presentasenya 55 % dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya.seperti pada konsentrasi 50 % tinggi rata-rata tiap tanamannya 3 cm 13.5 cm,15.5cm 31.4cm, 37.1 cm 38.6 cm presentasenya 23,2 % , konsentrasi 25 % tinggi tanaman rata-ratanya 3cm, 9.8cm ,14.9 cm 24 cm, 32.7 cm, 37.9 cm presentasenya 10,2 % dan control tinggi tanamannya 3 cm,10.3 cm,15.8 cm,23.8 cm, 33.1 cm, 39.2 cm
Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju ini di karena air cucian
beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi
perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan
yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon
auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk
dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan
giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan Akar
B. Saran
Masyrakat harus bisa memanfaat limbah rumah tangga seperti air cucian
beras sebagai pupuk yang alami sebagai pemanfaatan yang efektif dan
efesien serta ekonomis dibandingkan dengan pupuk yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2008. Bahan Penyubur Tanaman. (Online), http://pinginpintar.com/.
Anonim2,2008.Beras.(Online),http://id.wikipedia.org/wiki_beras.
Bewley, Derek J. 1997. Seed Germination and Dormancy. The Plant Cell, Vol. 9 1055-1066 America Society of Plant Physiologist.
Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New York.
Heddy, Suwasono; Soemitro, Sutiman; Soekariomo, Sardjono. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali.
Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Angkasa, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)